Kamis, Oktober 09, 2008

Tekstur, Warna dan Unsur Melayang


Rumah ini berdiri di atas lahan yang berbentuk trapesium, sehingga orientasi desainnya harus disesuaikan dengan kondisi lahan. Bentuk massa utama berbentuk huruf “U” dengan bagian depan rumah menyerong ke arah jalan sehingga menjadikan tata letak interiornya terpisah-pisah. Namun Emil tetap mengomposisikan ruangan agar terbuka satu sama lain melalui permainan efek tembus pandang dan dominasi garis kisi-kisi pada interiornya. Di sini diterapkan permainan struktur split level dengan komposisi dua lantai di massa bagian depan dan komposisi tiga lantai di massa bagian belakang. Kedua massa ini mengapit sebuah inner-court yang difungsikan sebagai area buffer sekaligus sebagai tempat relaksasi. Mengingat area ini sering dipergunakan sebagai tempat berkumpul keluarga ataupun tempat pengajian maka ruang luar ini menjadi perluasan dari ruang dalam.
Setiap ruangan saling berhubungan dengan ruangan di sebelahnya. Misalnya ruangan tamu di depan terhubung langsung dengan ruangan keluarga tetapi dipisahkan dengan perbedaan lantai. Disisi lain, pada partisi yang melatarbelakangi rak TV dibuat celah horizontal sehingga dapat terlihat aktivitas di ruang musala.
Secara menyeluruh, interior dalam dibuat nyaman dengan aksen warna yang dominan. Contohnya terdapat ruangan keluarga yang elegan dengan mebel dan aksesori interior yang menawan. Sebuah sofa egg chair berwarna merah menjadi aksen yang turut menyemarakkan ruangan ini. Emil mengatakan bahwa aksen ini dibuat untuk menampilkan pusat perhatian pada ruangan. Dari ruangan ini terdapat akses ke arah inner courtyard melalui pintu kaca geser. Bukaan seperti ini berfungsi untuk melancarkan sirkulasi udara dan juga melancarkan cahaya matahari masuk ke dalam rumah sehingga rumah terasa sejuk dan terang.
Pemakaian cat untuk tembok sengaja dibuat minim. Sebagai penggantinya dipakai material bertekstur seperti batu alam, wallpaper, panel kayu, kisi-kisi besi dan beberapa bahan lainnya yang memenuhi bidang-bidang interiornya. Berbagai material dipadukan seperti batu andesit untuk pelapis lantai dan pelapis dinding yang di beri coakan garis-garis sehingga terlihat unik. Detail-detail ini banyak yang diubah oleh Emil saat pelaksanaan tahapan konstruksi, sehingga tercapai suasana dan efek yang diinginkan.
Detail lain yang turut diperhatikan oleh Emil adalah ”efek melayang” yang diterapkan pada sebagian besar furnitur di dalam rumah. Contohnya meja dapur island berwarna putih yang mempunyai kaki meja yang ditempatkan pada bagian tengah dalam sehingga tidak terlihat dan menimbulkan efek melayang. Begitu pula dengan penggunaan beton yang membingkai sebuah chaise longe berwarna merah di area courtyard. Di sini struktur betonnya ditopang oleh kaki beton yang dibuat lebih ramping dan lebih kecil sehingga tercipta efek melayang pada struktur beton tadi. Dengan pencahayaan dari lampu yang tersembunyi, efek visual melayang lebih terlihat terutama menjelang malam hari.
Secara keseluruhan semua elemen yang diciptakan berpadu harmonis penuh permainan garis horizontal dan vertikal, serta mempunyai nilai ramah lingkungan karena menggunakan botol-botol bekas sebagai elemen arsitekturnya.
Lokasi: Kediaman keluarga Ridwan Kamil di Bandung Utara.
Arsitek: Ridwan Kamil
Kontraktor: Azkar
Struktur: Dani Setiawan
artikel ini diunduh dari www.griya-asri.com

Tidak ada komentar: